Hari Valentine atau Valentine’s Day dikenal
oleh banyak muda-mudi sebagai hari kasih sayang, yang sering diwujudkan sebagai
hari menyatakan cinta n kasih sayang kepada lawan jenis setiap tanggal 14
Februari. Kapan hari valentine tahun 2016? Apakah benar sejarah Hari valentine
adalah hari Kasih sayang ? bagimana sejarahnya? Darimana asal usul peringatan
Hari raya valentine yang diperingati secara masif dan meriah di hampir semua
Negara?
Apakah valentine day adalah peringatan hari raya agama tertentu?
Sungguh konyol jika kita melakukan
suatu peringatan Hari Besar tanpa tahu mengenai sejarah dan asal usul dari
peristiwa tersebut. Sebagai muslim yang berpendidikan dan berakal adalah wajib
bagi kita untuk mengetahui sesuatu peristiwa sebelum ikut-ikutan merayakannya.
Mengenai sejarah, asal-usul hari
valentine ini sebetulnya ga jelas lhoo… saking ga jelasnya, maka ada banyak
sekali versi tentang asal mula peringatan hari valentine. Setidaknya ada 4 Versi sejarah asal mula
valentine day yang berhasil aku rangkum.
BERIKUT INI BERBAGAI VERSI ASAL-USUL SEJARAH VALENTINE DAY
1. sejarah valentine day menurut
mitologi Yunani.
Menurut tarikh kalender Athena kuno,
periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari adalah bulan
Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan sebagai manusia setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus mempersembahkan korban kambing kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. banyak cewek-cewek yang menyediakan dirinya untuk disentuh dengan kepercayaan hal itu akan membawa kesuburan bagi mereka. Sebagian ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu sebab cikal bakal hari valentine.
Di Roma kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, dewa kesuburan, yang dilambangkan sebagai manusia setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus mempersembahkan korban kambing kepada dewa dan kemudian setelah minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. banyak cewek-cewek yang menyediakan dirinya untuk disentuh dengan kepercayaan hal itu akan membawa kesuburan bagi mereka. Sebagian ahli sejarah mengatakan ini sebagai salah satu sebab cikal bakal hari valentine.
Festival ini pun berkembang dan penguasa
beserta para tokoh agama Romawi mengkombinasikannya dengan nuansa Katolik yang
sekaligus menjadi agama kerajaan. Ada
yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hari valentine untuk
mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Seperti
halnya asal usul Perayaan hari Natal dan sejarah hari Raya Paskah dalam agama
Kristen, Festival paganisme Lupercalia
pun di ganti menjadi Festival Valentine. Semua hari besar dunia Kristen berasal
dari paganisme dan helenisme Yunani. Momentum itu pun berkembang menjadi hari Raya
bagi seluruh pasangan yang dirayakan di berbagai negara jajahan romawi.
2. Sejarah hari Valentine menurut Ensiklopedia katolik.
Menurut
Ensiklopedi Katolik, The
Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine, ada 3 nama Valentine yang mati pada 14
Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi.
Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud,
juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap
sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang
suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
- pastur di Roma bernama Valentinus
- uskup Interamna (modern Terni) bernama Valentinus
- martir di provinsi Romawi Afrika bernama Valentinus
Hubungan antara ketiga martir ini
dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I,
pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada catatan sejarah tertulis yang
diketahui mengenai martir-martir ini. Nyata sekali bahwa ketiga versi nama
martir itu hanyalah legenda yang ga jelas.
Namun tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo
Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal
ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15
Februari.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.
Banyak wisatawan sekarang yang
berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti
dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada
hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada
para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari
Raya agama Katolik 14 Februari ini dihapus dari kalender gereja katolik pada tahun 1969. Ini sebagai
bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang
asal-muasalnya gak jelas, meragukan dan hanya legenda saja. Namun pesta ini
masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
3. Sejarah lahirnya hari Kasih
SayangValentine di Inggris dan Perancis.
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama Geoffrey Chaucer. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa:
Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis adalah pada abad ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari adalah hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan bernama Geoffrey Chaucer. Ia menulis di cerita Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa:
For this was sent on Seynt
Valentyne's day (Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus) Whan every
foul cometh ther to choose his mate (Saat semua burung datang ke sana untuk
memilih pasangannya)
Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk saling bertukar catatan pada hari valentine dan memanggil pasangan Valentine mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari abad ke-14 konon merupakan bagian dari koleksi naskah British Library di London.
Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antara dongeng itu bercerita bahwa:
- Sore hari sebelum santo Valentinus akan mati sebagai martir (mati demi keyakinan), ia telah menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis "Dari Valentinusmu".
- Ketika serdadu Romawi dilarang menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam.
Pada
kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran
sebagai martir.
4. Sejarah valentine day tentang Kisah Cinta santa Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam.
Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
4. Sejarah valentine day tentang Kisah Cinta santa Valentine
Valentine adalah seorang pendeta yang hidup di Roma pada abad ke-III.
Ia hidup di kerajaan yang saat itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang terkenal kejam.
Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi memiliki pasukan militer yang besar, ia ingin semua pria di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya keinginan ini tidak
didukung. Para pria enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin
meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini membuat Claudius marah, dia
segera memerintahkan pejabatnya untuk melakukan sebuah ide gila.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius membuat peratuaran yang melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
Claudius berfikir bahwa jika pria tidak menikah, mereka akan senang hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius membuat peratuaran yang melarang adanya pernikahan. Pasangan muda saat itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan
tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh
cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini akhirnya diketahui oleh kaisar yang
segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati
pernikahan dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.
Sampai pada suatu malam, ia tertangkap basah mengawinkan satu pasangan.
Pasangan pengantin tersebut berhasil melarikan diri, namun nasib sial menimpa pendeta Valentine. Dia tertangkap basah ga bisa kabur. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis hukuman mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi dukungan di jendela penjara dimana dia ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu adalah putri
penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St.
Valentine. Tak jarang mereka berbicara lama sekali. Gadis itu menumbuhkan
kembali semangat sang pendeta. Ia mendukung dan menyetujui aksi pastur Valentine sebagai hal yang
benar.
Pada hari saat ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14
Februari 269 Masehi , St. Valentine
menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi,
ia menuliskan “Dengan Cinta dari Valentinemu”.
Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di berbagai belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang Kristen dan katolik di seluruh merayakan hari itu untuk mengingat Santo Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.
Di zaman sekarang, hari valentine di jadikan hari besar di dunia barat. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan pengaruh globalisasi. Valentine’s Days juga merambah ke indonesia. Kartu valentine yang pertama kali dibuat, di produksi massal oleh Esther A Howland sekitar tahun 1847. Setiap negara merayakan hari valentine dengan cara yang berbeda beda. Misalnya saja di Jepang, para gadis akan membuat sendiri coklat dan memberikannya pada pemuda yang dia sukai.
5. Sejarah hari valentine menurut
Islam.
Sejarah valentine day dalam Islam yang bercerita tentang kejatuhan
kerajaan Muslim di Granada Spanyol pada 14 Februari 1492 sebetulnya adalah
hoax. jadi ga usah kubahas yaa… :D. Lebih baik bagi kita jika mengetahui,
apakah hukumnya memperingati valentine day menurut Islam.
Pandangan dan hukum Islam mengenai peringatan valentine day.
Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Telah jelas bagi kita bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama kristen. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.
Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat
orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual
atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam
merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa
menjadi renungan bagi kita semua.
Allah Ta’ala berfirman,
وَ“Dan orang-orang yang
tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka
lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS.
Al Furqon [25]: 72)
Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan
'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama
Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan
dengan kematian St. Valentine. Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri
orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah :
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”.
Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
Mengungkapkan rasa kasih sayang di adalah baik. Tetapi bukan sehari dalam setahun. Dan bukan pula berarti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.
Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat:
“…walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Valentine jelas-jelas
bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan manusia yang
diteruskan oleh pihak gereja dan dilanjutkan oleh kaum kapitalis yang
memanfaatkan momen ini sebagai mesin ekonomi penghasil uang. Peredaran
pernak-pernik valentine dalam bentuk kartu, kado, coklat, kue, hadiah, kondom,
obat kuat dan berbagai bisnis hotel dan mall menghasilkan perputaran uang
milyaran dollar. Sungguh bisnis yang menggiurkan hanya dengan membuat marketing
yang masif dan menjadikan legenda pagan ini jadi adat n budaya yang mengakar di
kalangan remaja.
Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini
mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia
para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol
perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas
muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar
hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan
mengatasnamakan semangat cinta kasih.
Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa
melakukan maksiat dan hubungan seksual di luar nikah di kalangan remaja itu
menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Saat
pacar meminta bukti cinta, maka keperawanan diserahkan. Betapa buruknya hal yang ditimbulkan.
Ini adalah ghawzul
fikri alias perang pemikiran yang menyerang dunia muslim melalui marketing yang
sistematis dan terorganisir. Sudah jelas
! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang
nyata-nyata berasal dari paganism Kristen dan bertentangan dengan keyakinan
(akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih gaya
hidup, toleransi, kasih sayang atau setia kawan.
referensi:
http://rumaysho.com
(The Encyclopedia Britannica, sub
judul: Christianity).
(The World Book Encyclopedia
1998).
0 Response to "Asal Usul sejarah Valentine's Day, Muslim harus tahu"
Posting Komentar
Semoga artikel ini bermanfaat.
Terima kasih atas kunjungannya. silakan berkomentar.
semua komentar iklan n spam akan dihapus.