Siapakah Muhammad Syamsi Ali, M.A.?
Banyak warga Amerika khususnya New York yang memeluk Islam setelah melalui dakwah n diskusi yang
yang diadakannya. Kalangan Muslim di New York umumnya cukup mengenal Syamsi Ali sebagai seorang pemuka Islam asal Indonesia. Apalagi ia sering tampil dalam forum-forum penting Islam, mulai dari tingkat kota hingga forum yang melibatkan pejabat-pejabat tinggi di pemerintahan Amerika Serikat.
Kini selain sebagai imam pada Islamic Center, masjid terbesar di New York, Syamsi juga dipercaya menjadi Direktur Jamaica Muslim Center, yayasan dan masjid di kawasan timur New York yang dikelola komunitas Muslim asal Bangladesh.
Di perwakilan tetap RI untuk PBB, ia masih tercatat sebagai staf bidang humas dan informasi. Dengan tiga posisi tersebut, tentunya Syamsi Ali harus dapat mengatur waktunya secara ketat.
Ia sering diminta untuk menyampaikan ceramah atau mengisi kegiatan di berbagai masjid dan forum-forum yang diselenggarakan komunitas Muslim di New York serta kota lainnya di AS.
Syamsi pernah menjadi pembicara pada seminar di Kingston University mengenai Islam di Indonesia dan Asia.
Di kalangan pers, Syamsi adalah nara sumber utama media-media massa New York terutama dalam menanggapi suatu peristiwa penting, misalnya kasus bom di London bulan Juli lalu.
Munculnya orang Indonesia sebagai pemuka Muslim di New York merupakan suatu hal yang cukup unik, karena meskipun Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, namun jumlah Muslim asal Indonesia yang berdomisili di kota tersebut relatif sedikit.
Dari sekira 800.000 Muslim di New York, mayoritas adalah keturunan dari Timur Tengah, Asia Selatan (Pakistan dan Bangladesh), dan Afrika. Tiga kelompok mayoritas Muslim tersebut justru sering mempercayai Samsi Ali sebagai pimpinan.
"Terkadang orang yang belum pernah bertemu saya, mengira saya berasal dari tiga kawasan tersebut, tetapi saya selalu memperkenalkan diri sebagai orang Indonesia," kata pria kelahiran Bulukumba, Sulsel tersebut.
Mungkin karena pandangannya yang moderat dan pergaulannya yang cukup luas dengan berbagai kalangan termasuk dengan kalangan non-Muslim dan pemerintahan, maka Syamsi diterima oleh kelompok mayoritas utama Muslim di kota itu.
Misalnya pada acara parade Muslim New York di Kawasan Manhattan, Syamsi berdiri paling depan sebagai pimpinan even tersebut, sekaligus menjadi imam salat berjemaah di Madison Avenue, jalan utama di New York.
Pada pertemuan dengan Wali Kota New York Michael Bloomberg dan komisaris NYPD (Departemen Kepolisian New York) Raymond Kelly, Syamsi Ali yang didaulat memberi sambutan mewakili tokoh-tokoh Muslim di kota tersebut.
Di kalangan non-Muslim New York, Syamsi Ali juga cukup dikenal karena sering mengadakan acara-acara dialog antaragama.
Di kantornya di Islamic Center of New York, Syamsi membuka kelas khusus setiap pekan bagi orang-orang non-Muslim yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai ajaran Islam.
Di forum itulah, ia ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis, terutama mengenai tindakan negatif dari kelompok-kelompok tertentu yang sering mengatasnamakan Islam.
"Sejak peristiwa serangan teroris 11 September 2001, semakin banyak orang di Amerika Serikat ini yang ingin tahu lebih dalam mengenai Islam, inilah tugas kami untuk memberi penjelasan yang sebenarnya," kata pria yang fasih berbahasa Inggris, Arab, dan Urdu.
Bagi Syamsi, New York adalah ladang yang subur untuk berdakwah karena di antara belantara hutan beton dan kesibukan bisnis yang seakan-akan tidak pernah berhenti, masyarakat kota tersebut sebenarnya tetap merindukan sentuhan kerohanian.
"Misalnya di Empire State Building, gedung tertinggi di New York, ada ruangan khusus meditasi bagi penganut agama apa pun," kata ayah tiga anak tersebut.
Oleh sebab itulah, ia mengharapkan ladang subur bagi dakwah Islam ini tidak dirusak oleh sikap-sikap negatif yang ada di kalangan Muslim sendiri yang akhirnya kembali menimbulkan kesalahpahaman lagi.
Aktivitas Syamsi tidak terbatas di New York, karena ustadz muda tersebut sudah sering berkeliling Amerika utara untuk membina masyarakat Muslim dan berdialog dengan pemeluk agama lainnya.
Meski sudah "go international", keterikatan batin Syamsi yang sudah delapan tahun tinggal di Amerika tersebut tidak lepas dari Indonesia.
Ia tetap akrab bergaul dengan warga asal Indonesia yang berdomisili di New York, dan secara berkala mengisi khotbah Jumat atau ceramah di Masjid Al-Hikmah, satu-satunya masjid yang dikelola komunitas Muslim Indonesia di kota tersebut.
Semoga dakwah Islam yang dilakukan Syamsi Ali dapat membuat lebih banyak lagi warga Amerika yang memeluk Islam. Aamiin
sesuai namanya syamsi yg berarti matahari.
BalasHapussebagai cahaya pencerah bagi jiwa2 yg belum mngenal TUHAN.
Allah Maha Pengasih dan Maha penyayang bagi hamba-hambanya yg ingin kembali pada-Nya