Pembantaian Muslim Xinjiang oleh Pemerintah China


SETIAP MUSLIM BERSAUDARA.
Aku sungguh prihatin dengan keadaan yang menimpa berbagai saudara kita di berbagai belahan dunia. Di Chechnya, Palestina, Philipina, Thailand, Afghanistan, Irak, Myanmar dan berbagai belahan dunia lainnya. Yang terakhir adalah pembantaian terhadap saudara kita, muslim Xinjiang di China dari etnis Uighur.

Negara Teroris itu membantai umat Islam.

Sedikitnya 156 orang terbunuh dan lebih dari 1.000 orang terluka saat polisi melakukan tindakan kekerasan terhadap minoritas muslim Uighur di China.

Negara-negara dan organisasi dunia mengutuk peristiwa Selasa 7 Juli 2009, di mana China melakukan tindakan kekerasan dan menggunakan kekuatan secara berlebihan terhadap Muslim Uighur. Mereka memaksa China untuk memperhatikan apa penyebab utama dari masalah yang terjadi di wilayah mayoritas Muslim, Xinjiang.

"Begitu besarnya jumlah korban dari rakyat sipil, menandakan bahwa prinsip penggunaan kekuatan dan senjata yang proporsional tidak dilaksanakan," demikian penyataan dari Organisasi Konferensi Islam.

Beberapa kelompok HAM telah menyampaikan kepeduliannya atas nasib 1.434 orang yang ditangkap oleh polisi, dan mengatakan kemungkinan rakyat sipil itu akan disiksa atau diperlakukan tidak semestinya.

Banyak pihak menyalahkan China atas begitu banyaknya korban. Mereka mengatakan, aksi protes berjalan damai hingga akhirnya petugas keamanan bertindak berlebihan dan menembaki kerumunan massa dengan membabi buta.

"Menurut prinsip dasar internasional dalam penggunaan kekuatan dan senjata, petugas keamanan seharusnya menggunakan metode yang tidak membahayakan nyawa dalam menghadapi kerusuhan massa," kata negara-negara Muslim yang tergabung dalam OKI.


PBB juga menyesalkan banyaknya korban sipil yang jatuh. Navi Pillay dari Komisi Tinggi HAM PBB, dengan tegas mengatakan, jumlah korban yang ada merupakan angka yang sangat tinggi di mana orang terbunuh dan terluka dalam sebuah aksi protes yang berlangsung kurang dari satu hari.

"Ini merupakan tragedi yang sangat besar," katanya dalam sebuah pernyataan. "Saya mendorong pemimpin sipil Uighur dan Han serta otoritas China dalam semua tingkatan, untuk menahan diri agar kekerasan lebih lanjut yang memakan korban tidak terjadi."

Selain aparat keamanan, ribuan etnis Han yang dipersenjatai menyerang dan melakukan pembantaian sedikitnya empat pemukiman penduduk di Urumqi.

"Kami sungguh prihatin dengan banyaknya korban tewas dan terluka dari kekerasan yang terjadi di Urumqi, wilayah barat China," kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan di Moskow, tempat Presiden Obama sedang melakukan kunjungan resmi kenegaraan.

"Kami menghimbau semua yang ada di Xinjiang untuk menahan diri," katanya.

Kekerasan yang dialami orang Uighur itu telah menimbulkan gelombang pawai protes di berbagai kota dunia, seperti Ankara, Berlin, Canberra, dan Istanbul.

Ribuan demonstran di Turki berpawai untuk mendukung minoritas Uighur di China, setelah kekerasan etnik di wilayah barat laut negara itu. Sekitar 10.000 orang mengambil bagian dalam pawai itu, yang diadakan oleh partai Islam Saadet, yang marah atas apa yang mereka anggap penindasan China terhadap minoritas muslim Uighur di daerah Xinjiang.

Wilayah Muslim yang Dijajah


Muslim di xinjiang (Uighurs) telah menderita di bawah kekuasaan China sejak lama. Daerah ini kaya akan minyak, gas, dan sekitar 121 jenis mineral dari 148 jenis yang dihasilkan China.

Xinjiang memiliki luas seperenam total wilayah Tiongkok, yang menjadi gerbang ke wilayah Asia Tengah, berbagi perbatasan dengan delapan negara, termasuk Afghanistan dan Pakistan. Suku Uighur yang beragama Muslim dan berbicara dalam bahasa Turki, sejak lama berusaha melepaskan diri dari Tiongkok dan menentang keberadaan suku Han yang berbeda agama dan bahasa.

Delapan juta orang Uighur, yang memiliki lebih banyak hubungan dengan tetangga mereka di Asia tengah ketimbang dengan orang China Han, berjumlah kurang dari separuh dari penduduk Xinjiang.

Bersama-sama Tibet, Xinjiang merupakan kawasan bergolak. Di kedua wilayah itu, pemerintah China melakukan penindasan dan berusaha mengendalikan kehidupan beragama dan kebudayaan. Namun yg menjadi pemberitaan internasional selama ini hanyalah Tibet. Begitu minimnya informasi tentang penindasan yang dilakukan pemerintah China terhadap muslim Uighur. Padahal, penindasan itu sudah berlangsung sejak lama, dan masyarakat internasional diam saja.
Rezim komunis telah menekan penduduk Muslim, membakar buku-buku Islam, merusak dan menutup masjid, dan menghilangkan identitas Muslim dari wilayah itu.

Marilah kita kaum muslimin seluruh dunia bersatu membela saudara-saudara kita yang ditindas dan didhzolimi. Buka mata dan telinga saudara kita yang belum tau untuk peduli.
Minimal kita mendoakan mereka. Semoga Allah senantiasa melindungi kaum muslimin. Amin.

Related Posts: