Muslimah Mesir Berjilbab Dibunuh di Jerman


Innalillahi wa inna ilahi rojiun.
Seorang muslimah berjilbab asal Mesir tewas akibat ditusuk oleh seorang warga Jerman di ruang persidangan, hanya karena dia berjilbab dan mempertahankan keyakinannya. Kasusnya ditutup-tutupi oleh negara Jerman sampai pihak keluarga muslimah itu mengungkapkannya ke pada harian Alyoum Elsabe yang terbit di Mesir.


Korbannya bernama Marwa El Sherbini, isteri dari utusan Mesir di Jerman, Elwi Ali Okaz.Di Mesir, Marwa tercatat sebagai dosen di Institut Teknin Genetika Universitas Monoufeya dan sedang berada di Jerman dalam rangka studi setelah mendapatkan beasiswa dari Max Blank Institute untuk program PhD bidang farmasi.. Marwa meninggal dunia seketika setelah ditusuk oleh seorang warga Jerman di ruang pengadilan, sementara suaminya ditembak di halaman gedung pengadilan. Peristiwa ini terjadi di Landes Gericht, kota Dresden, Jerman pada Kamis (2/7) pagi waktu setempat.

Saudara lelaki Marwa, Tarek El Sherbini menyebutkan, kakaknya dibunuh hanya karena mengenakan jilbab. "Kami hanya menginginkan hak-haknya dipulihkan, karena dia dibunuh karena menjalankan ajaran agama Islam," kata Tarek.
Menurut Tarek, Marwa adalah saudara perempuannya satu-satunya. Marwa memiliki seorang anak laki bernama Mustafa yang masih berusia 3,5 tahun dan saat dibunuh, Marwa sedang hamil tiga bulan. Sampai saat ini, orangtua Marwa belum tahu apa penyebabnya kematian puterinya, mereka hanya tahu puterinya meninggal di Jerman. Sementara suami Marwa, Elwi Ali dikabarkan masih dirawat di ruang perawatan intensif di Jerman.

Ribuan orang mengantarkan jenazah Marwah Al-Sharbini ke tempat peristirahatannya yang terakhir di kota Alexandria, Mesir waktu setempat. Ribuan orang itu berjalan mengiringi peti jenazah Marwa yang mendapat sebutan "martir jilbab".

Kematian Marwa memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim di Jerman dan Mesir-negara asal Marwa-tetapi juga komunitas Muslim di berbagai negara. "Tidak ada Tuhan selain Allah dan orang-orang Jerman adalah musuh Allah," kata seorang warga Mesir yang ikut mengantarkan jenazah Marwa ke pemakaman.

"Kami akan membalas kematiannya. Barat, mereka tidak mau mengakui kita. Di sana ada rasisme," ujar Tarek Al-Sharbini, saudara lelaki Marwa.
Selain Marwa, suaminya juga menjadi korban dan sekarang masih dalam kondisi kritis di sebuah rumah sakit Dresden, Jerman. Suami Marwa secara tak sengaja terkena tembakan aparat saat sang suami mencoba melindungi istrinya yang diserang dengan senjata tajam oleh pemuda Jerman keturunan Rusia.

Peristiwa itu terjadi di ruang sidang di kota Dresden, saat Marwa akan memberikan kesaksian atas kasusnya. Marwa menuntut pemuda yang juga tetangganya itu ke pengadilan karena menyebutnya sebagai teroris hanya karena ia mengenakan jilbab. Marwa berada di Jerman mengikuti suaminya yang sedang melakukan riset dengan biaya beasiswa.

Menurut kakak lelaki Marwa, aparat mengira suami Marwa yang melakukan serangan sehingga petugas keamanan pengadilan itu menembaknya. "Para aparat keamanan itu berpikir, sepanjang orang itu tidak berambut pirang, maka dialah pelaku serangannya, dan mereka menembak suami Marwa," kata kakak lelaki Marwa.
Pemberitaan menyesatkan dan informasi yg keliru tentang Islam yg dibuat oleh media-media Barat dan situs2 musuh Islam membuat banyak orang Barat membenci Islam dan kaum muslim. Opini – opini yg buruk tentang Islam begitu melekat pada mereka dan mempengaruhi pandangan mereka sehingga menjadi Islamophobia. Pembunuh Marwa adalah seorang teroris yg terkena hasutan media-media tersebut.

Pemuda Jerman keturunan Rusia yang menyerang Marwa, bernama Alex W, 28, kini mendekam di penjara dan akan dikenakan tuduhan baru yaitu pembunuhan. Christian Avenarius, jaksa pengadilan Dresden mengatakan, Alex menusuk Marwa karena didorong rasa kebencian yang dalam terhadap Islam, karena sejak awal pengadilan, Alex yang berimigrasi ke Jerman tahun 2003 sudah mengungkapkan pernyataan-pernyataan anti-Islam dan anti-Muslim.

Dari wawancara di beberapa media Mesir, keluarga Al-Sharbini di Mesir mengatakan bahwa pelaku penusukan sudah sering menghina dan melecehkan Marwa, bahkan pernah mencoba melepas jilbab Marwa. Ibu Marwa, Laila Shams mengungkapkan, Marwa juga kesulitan mendapat kerja di Jerman karena ia mengenakan jilbab.
"Suatu kali, Marwa pernah disuruh melepas jilbab jika ingin mendapatkan kerja, tapi Marwa menolaknya," kata sang ibu.

Menanggapi kasus Marwa, Jubir pemerintah Jerman Thomas Steg mengatakan bahwa insiden ini berlatar belakang rasial dan pemerintah mengutuk keras pelakunya. Pemerintah Jerman baru bersuara atas kasus ini, setelah komunitas Muslim di negara itu mengecam pemerintah dan para politisi di Jernam yang diam saja atas kasus tersebut.

Perjuangan saudara-saudara kita di negara2 Barat untuk menjalankan syariah Islam penuh dengan ancaman dan gangguan. Tidak sedikit yang dianiaya, dilecehkan, diperkosa, diteror hanya karena menampakkan identitas keIslamannya. Marwa adalah salah satunya korbannya, menjadi martir dan pahlawan jilbab.

Semoga 4JJI swt. menempatkan saudariku Marwa di surga sebagai balasan bagi yg syahid di jalan 4JJI. Amin.

Source : Eramuslim.com

Related Posts: